Jumat, 29 April 2011

Klasifikasi entamoeba histolytica

Klasifikasi Entamoeba histolytica

Domain: Eukaryota
Filum: Amoebozoa
Kelas: Archamoebae
Ordo: Amoebida
Genus: Entamoeba
Spesies: E. histolytica




Morfologi
Ameba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya
memiliki ciri-ciri morfologi:
1. ukuran 10-60 μm
2. sitoplasma bergranular dan mengan-dung eritrosit, yang
merupakan pe-nanda penting untuk diagnosisnya
3. terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai de-ngan karyosom
padat yang terletak di tengah inti, serta kromatin yang tersebar
di pinggiran inti
4. bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar,
disebut pseudopodia.
Kista Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi sebagai
berikut:
1. bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 μm
2. kista matang memiliki 4 buah inti entamoba
3. tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sito-plasma
4. kista yang belum ma-tang memiliki glikogen (chromatoidal
bodies) berbentuk seperti cerutu, namun biasanya meng-hilang
setelah kista matang.
Dalam peralihan bentuk trofozoit menjadi kista, ektoplasma
memendek dan di dalam sitoplasma tidak dijumpai lagi eritrosit.
Bentuk ini dikenal dengan istilah prekista (dulu disebut minuta).
Bentuk prekista dari Entamoeba histolytica sangat mirip dengan
bentuk trofozoit dari Entamoeba coli, spesies lainnya dari ameba usus.

Epidemiologi dan distribusi geografis
disentri amebic (Entamoeba histolytica) adalah lazim di dunia, lebih banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, tetapi di daerah dingin, dan bahkan Lingkaran Kutub Utara, ada juga yang prevalensi infeksi dan amuba. prevalensi dan tingkat sanitasi di seluruh negara ekonomi dan terkait erat dengan kebiasaan makan, diperkirakan bahwa sekitar 10% dari penduduk dunia terinfeksi, tingkat infeksi di beberapa tempat dapat setinggi 50%.

DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang


Siklus Hidup
 
Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang terkontaminasi oleh parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna, tinggal bentuk kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhadap asam lambung masuk ke usus. Disini karena pengaruh enzym usus yang bersifat netral dan sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak, ketika kista mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat amoebulae. Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan membuat lesi di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan multiplikasi disitu, proses ini terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang melisiskan jaringan disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen ataupun lymphogen mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan amoebiasis di organ-organ tersebut. Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen.
Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi dari parasit menurun juga dengan meningkatnya pertahanan dan toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan perbaikan. Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakanen c ystas i, membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjadi dua, akhirnya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru bila kista tersebut tertelan oleh manusia.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas.
Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat menyebar kemana-mana.

Pencegahan dan Pengobatan
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut :
1.Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2.Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4.Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5.Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
6.Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.
7.Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.
Pengobatan
Obat untuk gangguan yang disebabakan oleh Entamoeba histolitika antara lain Emetin hidroklorida, Klorokuin, Antibiotik dan Metronidazol atau Nitroimidazol.